Saat outbound saya dan teman-teman saya memang mendapat
tugas untuk belajar berwirausaha dengan menjual pulpen yang memang saya akui
bentuknya itu sangat unik dan memang berwarna-warni. Ini wajib kami lakukan
diusahakan memang harus habis penjualannya itu.
Pada hari Sabtu saya dan teman-teman sekelompok outbound
saya yaitu kelompok kerbau merencanakan untuk berjualan setelah magrib ke
daerah Gaplek setelah outbound selesai, karena memang jam setengah 8 saya harus
segera kumpul di Seamolec lagi untuk membicarakan hasil berjualan kami.
Pada pukul 18.30 saya janjian di Merica Place yang yaitu
tempat dimana rata-rata anak-anak batch 8 gelombang 2 tinggal sementara selama
di Tangerang. Saya dan Tri memang sepulang dari Seamolec langsung menuju Merica
Place. Kami menunggu anak-anak yang lainnya untuk berkumpul, dan akhirnya
terkumpul pada jam 19.00. Kami sekelompok pun berangkat menuju Gaplek. Memang
begitu mepet, berjualan semepet ini memang bisa?.
Sesampainya di Gaplek kami turun dari mobil menuju tujuan
kami masing-masing, saya dan Tri menuju ke KFC. Ada bapak-bapak yang sedang
duduk sendirian, saya pun menemuinya, dan kemudian saya menawari ala sales,
dengan percaya dirinya saya berkata “Pak maaf mengganggu saya ITB – Seamolec,
saya sedang belajar berwirausaha saya mau menjual pulpen unik ini, harganya Rp
50.000,- biasanya saya menawarkan Rp 200.000,- ini ke Bapak saya jual 50.000
aja pak bagaimana? Penawaran kedua deh kalo 80.000 dapet 2 spesial ke Bapak,
ini tujuan kami buat bantu temen-temen kami buat yang kurang mampu” Bapaknya
pun berkata, “Mahal banget ya, tapi saya bingung saya pake buat apa”. Saya
jawab lagi, “Banyak pak nulis yang dokumen yang penting-penting atau tanda
tangan cek”. Bapak itupun tertawa dan berkata, “Ya sudah saya beli 1 saja 50000
kan? Gimana?” . saya jawab, “boleh pak, tapi bapak ga nyesel ga 2 aja, lebih
murah lho jatuhnya” Bapak itu bilang lagi. “Ga deh satu aj, ini uangnya” . Lalu
saya terima uangnya sambil benar-benar terima kasih.
Kemudian saya pergi lagi ke arah McD, disana saya memang
pasang muka tembok. Saya masuk ke kerumunan di McD hanya menawarkan pulpen ke
setiap orang-orang di sana, memang
rata-rata saya menawarkan kepada bapak-bapak karena biasanya bapak-bapak suka
tidak tegaan melihat perempuan, tapi ternyata sama saja. Adapula yang saya
tawarkan namun belum apa-apa saya bapak itu udah kabur.
Agak pesimis saya gara-gara masih ada 3 pulpen ditangan. Di
perjalanan etelah menuju ke sana kemari, saya menemui ibu-ibu seperti tadi saya
menemui bapak-bapak yang di awal. Saya merayu ibu-ibu itu hingga akhirnya harga
pulpennya menjadi Rp 20.000,- mendapat 2 pulpen, karena memang harus habis
pulpen ditangan kita. Kemudian 1 sisa pulpen ditangan dibeli oleh mamanya Tri
dengan harga Rp 50.000,00 via sms.
Hasil penjualan 4 pulpen saya dan Tri itu sebesar Rp
120.000,- , ya lumayan setidaknya kami bisa menjual melalui door to door serta
media komunikasi. Memang sih door to door itu lebih menyakitkan karena harus
merasakan seluruh alibi-alibi penolakan secara langsung, atau bahkan diusir.
Sangat menyakitkan, ya wajar memang begitu resiko kami sebagai wirausahawan.
Lagipula kami terpentok oleh waktu yang terlalu sebentar karena kami salah
memulainya yang disebabkan beberapa orang yang terlambat janjian. Namun ini
semua rezeki dari Allah untuk kami semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar