Minggu, 29 September 2013

Berjualan, Berwirausaha

            Saat outbound saya dan teman-teman saya memang mendapat tugas untuk belajar berwirausaha dengan menjual pulpen yang memang saya akui bentuknya itu sangat unik dan memang berwarna-warni. Ini wajib kami lakukan diusahakan memang harus habis penjualannya itu.
            Pada hari Sabtu saya dan teman-teman sekelompok outbound saya yaitu kelompok kerbau merencanakan untuk berjualan setelah magrib ke daerah Gaplek setelah outbound selesai, karena memang jam setengah 8 saya harus segera kumpul di Seamolec lagi untuk membicarakan hasil berjualan kami.
            Pada pukul 18.30 saya janjian di Merica Place yang yaitu tempat dimana rata-rata anak-anak batch 8 gelombang 2 tinggal sementara selama di Tangerang. Saya dan Tri memang sepulang dari Seamolec langsung menuju Merica Place. Kami menunggu anak-anak yang lainnya untuk berkumpul, dan akhirnya terkumpul pada jam 19.00. Kami sekelompok pun berangkat menuju Gaplek. Memang begitu mepet, berjualan semepet ini memang bisa?.
            Sesampainya di Gaplek kami turun dari mobil menuju tujuan kami masing-masing, saya dan Tri menuju ke KFC. Ada bapak-bapak yang sedang duduk sendirian, saya pun menemuinya, dan kemudian saya menawari ala sales, dengan percaya dirinya saya berkata “Pak maaf mengganggu saya ITB – Seamolec, saya sedang belajar berwirausaha saya mau menjual pulpen unik ini, harganya Rp 50.000,- biasanya saya menawarkan Rp 200.000,- ini ke Bapak saya jual 50.000 aja pak bagaimana? Penawaran kedua deh kalo 80.000 dapet 2 spesial ke Bapak, ini tujuan kami buat bantu temen-temen kami buat yang kurang mampu” Bapaknya pun berkata, “Mahal banget ya, tapi saya bingung saya pake buat apa”. Saya jawab lagi, “Banyak pak nulis yang dokumen yang penting-penting atau tanda tangan cek”. Bapak itupun tertawa dan berkata, “Ya sudah saya beli 1 saja 50000 kan? Gimana?” . saya jawab, “boleh pak, tapi bapak ga nyesel ga 2 aja, lebih murah lho jatuhnya” Bapak itu bilang lagi. “Ga deh satu aj, ini uangnya” . Lalu saya terima uangnya sambil benar-benar terima kasih.
            Kemudian saya pergi lagi ke arah McD, disana saya memang pasang muka tembok. Saya masuk ke kerumunan di McD hanya menawarkan pulpen ke setiap orang-orang di sana,  memang rata-rata saya menawarkan kepada bapak-bapak karena biasanya bapak-bapak suka tidak tegaan melihat perempuan, tapi ternyata sama saja. Adapula yang saya tawarkan namun belum apa-apa saya bapak itu udah kabur.
            Agak pesimis saya gara-gara masih ada 3 pulpen ditangan. Di perjalanan etelah menuju ke sana kemari, saya menemui ibu-ibu seperti tadi saya menemui bapak-bapak yang di awal. Saya merayu ibu-ibu itu hingga akhirnya harga pulpennya menjadi Rp 20.000,- mendapat 2 pulpen, karena memang harus habis pulpen ditangan kita. Kemudian 1 sisa pulpen ditangan dibeli oleh mamanya Tri dengan harga Rp 50.000,00 via sms.

            Hasil penjualan 4 pulpen saya dan Tri itu sebesar Rp 120.000,- , ya lumayan setidaknya kami bisa menjual melalui door to door serta media komunikasi. Memang sih door to door itu lebih menyakitkan karena harus merasakan seluruh alibi-alibi penolakan secara langsung, atau bahkan diusir. Sangat menyakitkan, ya wajar memang begitu resiko kami sebagai wirausahawan. Lagipula kami terpentok oleh waktu yang terlalu sebentar karena kami salah memulainya yang disebabkan beberapa orang yang terlambat janjian. Namun ini semua rezeki dari Allah untuk kami semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar